BRI Liga 1 2021-2022 Bukan Sekadar Pemuas Dahaga Penggemar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 bukan sekadar pemuas dahaga penggemar. Itulah yang terjadi di musim ini ketika penggemar sepak bola di Tanah Air mendapat hiburan dengan penampilan talenta sepak bola di lapangan hijau.
Di tengah keterbatasan, klub peserta BRI Liga 1 2021-2022 berusaha untuk menampilkan talenta sepak bola. Ini sebagai wujud untuk mendukung sepak bola di Indonesia, yang tentunya akan berdampak pada prestasi Timnas Indonesia.
Dari sekian pesepak bola bertalenta, nama Ramai Rumakiek pantas untuk disanjung. Pemain berusia 19 tahun itu menjadikan BRI Liga 1 2021-2022 sebagai panggung untuk bersinar.
Pada laga debutnya bersama Persipura Jayapura di BRI Liga 1 2021-2022 melawan Persita Tangerang di Stadion Pakansari, Cibinong, Agustus 2021 lalu, Ramai Rumakiek sukses membius penggemar di Tanah Papua dengan mencetak gol pertamanya untuk tim di menit ke-16.
BACA JUGA: Dusan Bogdanovic, Negosiator Ulung Pengabul Mimpi Pemain Indonesia Berkarier di Luar Negeri
Total, Ramai Rumakiek telah memainkan tujuh pertandingan dan mencetak satu gol dalam 449 menit di BRI Liga 1 2021-2022 . Meski penampilannya terbilang masih minim, namun ia berhasil 'menyetrum' Shin Tae-yong.
Ramai Rumakiek pun dipanggil untuk membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 lalu. Keputusan Shin Tae-yong tidaklah salah, sebab dia berhasil mengantarkan skuad Garuda menembus final.
Dari sini bisa dilihat bahwa BRI Liga 1 2021-2022 bukan sekadar pemuas dahaga penggemar. Apalagi pamor kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air itu secara perlahan berhasil melewati Liga utama Thailand (Thai League 1) dalam hal nilai pasar pemain.
Menurut data Transfermarkt, dari 18 tim peserta yang tampil di BRI Liga 1 2021-2022, nilai pasar pemain sekira Rp1,17 triliun. Selain itu, kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 juga memperlihatkan sedikit kemajuan. Hal ini terbukti dari peringkat Indonesia yang naik satu tingkat di ranking kompetisi klub Asia pada 2022.
BACA JUGA: Timnas Indonesia antara Tarian Bola Papua dan Candu Pemain Samba
Liga 1 maju satu langkah dari posisi sebelumnya. Seperti dilaporkan dari Footy Ranking, kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Indonesia menempati peringkat 25 dunia dengan perolehan poin sebanyak 10.599.
Ibarat Gudang Penyimpanan
BRI Liga 1 2021-2022 ibarat gudang penyimpanan pemain bertalenta. Kejelian Shin Tae-yong dalam meneropong talenta muda yang bermain di kompetisi ini sudah bukan rahasia lagi. Sederet pemain brondong pun sudah merasakan dampaknya ketika mereka dipanggil untuk membela skuad Timnas Indonesia.
Salah satu contoh yang paling mudah diingat adalah Piala AFF 2020. Ini ibarat panggung buat pemain muda Indonesia bersinar.
Nama-nama seperti Pratama Arhan (19), Alfeandra Dewangga (19), David Rumakiek (22), Muhammad Riyandi (21), Rachmat Irianto (22), Witan Sulaeman (20), hingga Syahrian Abimanyu (22) berhasil membius penggemar sepak bola di Asia bahkan Eropa. Mereka bak penyihir lapangan hijau yang mampu mengaplikasikan permainan sesuai keinginan Shin Tae-yong.
Meskipun pada akhirnya Timnas Indonesia gagal juara untuk keenam kalinya di ajang Piala AFF, namun masyarakat Indonesia merasa bangga dengan Shin Tae-yong. Karena keberaniannya mengubah kultur sepak bola Indonesia dengan memainkan pemain muda setidaknya mulai mendapatkan tempat di hati penggemar.
Toh, pada akhirnya klub di BRI Liga 1 musim ini ikut merasakan dampaknya. Karena setiap pemain pasti bermimpi untuk mengenakan jersey Timnas Indonesia, sehingga mereka akan tampil baik di lapangan hijau.
Jadi, penampilan pemain muda BRI Liga 1 bukan sekadar pemuas klub dan penggemar saja. Tapi ada tujuan lain di balik itu, yakni membela Timnas Indonesia.
Jika mengacu pada data Transfermark, Sabtu (19/2/2022), ada 625 pemain yang berlaga di Liga 1. Rata-rata usia seluruh pemain Liga 1 adalah 26,6 tahun
Jadi Shin Tae-yong tak perlu lagi sibuk untuk menagih janji pada PSSI tentang pemain yang akan dinaturalisasi. Pelatih yang berasal dari Negeri K-Pop pun bisa memanfaatkan potensi pemain muda Indonesia.
Perlu diingat, sejak Shin Tae-yong resmi melatih Timnas Indonesia pada Desember 2019, salah satu pemberitaan yang kerap muncul adalah isu naturalisasi pemain. Padahal pemain yang merumput di Eropa belum tentu cocok dengan kultur sepak bola di Indonesia.
Sebagai contoh Elkan Baggott. Selama di Piala AFF 2020, pemain Ipswich Town, yang dipinjamkan ke King's Lynn Town itu tidak pernah tampil sejak menit awal. Shin Tae-yong lebih memilih pemain yang merumput di BRI Liga 1.
Berkat kesempatan yang diberikan Shin Tae-yong selama di Piala AFF 2020, ada banyak keuntungan yang dirasakan pemain. Salah satunya banyak tawaran berkarier di luar negeri.
Pratama Arhan misalnya. Pemain muda terbaik Piala AFF 2020 itu belum lama ini memutuskan untuk menambah pengalaman dengan berkarier di Jepang bersama Tokyo Verdy.
Pratama Arhan dikontrak dengan durasi dua tahun. Menariknya, pemain PSIS Semarang itu mendongkrak popularitas Tokyo Verdy di akun media sosial Instagram pribadinya.
Hingga Sabtu (19/2/2022), followers Instagram Tokyo Verdy melonjak hingga 317 ribu pengikut. Kehadiran Pratama Arhan benar-benar memberikan dampak positif buat klub.
Bahkan Tokyo Verdy tercatat sebagai salah satu klub dengan jumlah followers terbanyak di Jepang mengalahkan Vissel Kobe, yang dihuni Andres Iniesta. Dari sini bisa disimpulkan bahwa BRI Liga 1 2021-2022 ibarat gudang pemain muda bertalenta.
Shin tae-yong pun merasa candu melihat talenta pemain Indonesia. Sehingga tak aneh dia kerap memberikan kesempatan pada pemain muda untuk merasakan tampil bersama Timnas Indonesia.
Di tengah keterbatasan, klub peserta BRI Liga 1 2021-2022 berusaha untuk menampilkan talenta sepak bola. Ini sebagai wujud untuk mendukung sepak bola di Indonesia, yang tentunya akan berdampak pada prestasi Timnas Indonesia.
Dari sekian pesepak bola bertalenta, nama Ramai Rumakiek pantas untuk disanjung. Pemain berusia 19 tahun itu menjadikan BRI Liga 1 2021-2022 sebagai panggung untuk bersinar.
Pada laga debutnya bersama Persipura Jayapura di BRI Liga 1 2021-2022 melawan Persita Tangerang di Stadion Pakansari, Cibinong, Agustus 2021 lalu, Ramai Rumakiek sukses membius penggemar di Tanah Papua dengan mencetak gol pertamanya untuk tim di menit ke-16.
BACA JUGA: Dusan Bogdanovic, Negosiator Ulung Pengabul Mimpi Pemain Indonesia Berkarier di Luar Negeri
Total, Ramai Rumakiek telah memainkan tujuh pertandingan dan mencetak satu gol dalam 449 menit di BRI Liga 1 2021-2022 . Meski penampilannya terbilang masih minim, namun ia berhasil 'menyetrum' Shin Tae-yong.
Ramai Rumakiek pun dipanggil untuk membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 lalu. Keputusan Shin Tae-yong tidaklah salah, sebab dia berhasil mengantarkan skuad Garuda menembus final.
Dari sini bisa dilihat bahwa BRI Liga 1 2021-2022 bukan sekadar pemuas dahaga penggemar. Apalagi pamor kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air itu secara perlahan berhasil melewati Liga utama Thailand (Thai League 1) dalam hal nilai pasar pemain.
Menurut data Transfermarkt, dari 18 tim peserta yang tampil di BRI Liga 1 2021-2022, nilai pasar pemain sekira Rp1,17 triliun. Selain itu, kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 juga memperlihatkan sedikit kemajuan. Hal ini terbukti dari peringkat Indonesia yang naik satu tingkat di ranking kompetisi klub Asia pada 2022.
BACA JUGA: Timnas Indonesia antara Tarian Bola Papua dan Candu Pemain Samba
Liga 1 maju satu langkah dari posisi sebelumnya. Seperti dilaporkan dari Footy Ranking, kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Indonesia menempati peringkat 25 dunia dengan perolehan poin sebanyak 10.599.
Ibarat Gudang Penyimpanan
BRI Liga 1 2021-2022 ibarat gudang penyimpanan pemain bertalenta. Kejelian Shin Tae-yong dalam meneropong talenta muda yang bermain di kompetisi ini sudah bukan rahasia lagi. Sederet pemain brondong pun sudah merasakan dampaknya ketika mereka dipanggil untuk membela skuad Timnas Indonesia.
Salah satu contoh yang paling mudah diingat adalah Piala AFF 2020. Ini ibarat panggung buat pemain muda Indonesia bersinar.
Nama-nama seperti Pratama Arhan (19), Alfeandra Dewangga (19), David Rumakiek (22), Muhammad Riyandi (21), Rachmat Irianto (22), Witan Sulaeman (20), hingga Syahrian Abimanyu (22) berhasil membius penggemar sepak bola di Asia bahkan Eropa. Mereka bak penyihir lapangan hijau yang mampu mengaplikasikan permainan sesuai keinginan Shin Tae-yong.
Meskipun pada akhirnya Timnas Indonesia gagal juara untuk keenam kalinya di ajang Piala AFF, namun masyarakat Indonesia merasa bangga dengan Shin Tae-yong. Karena keberaniannya mengubah kultur sepak bola Indonesia dengan memainkan pemain muda setidaknya mulai mendapatkan tempat di hati penggemar.
Toh, pada akhirnya klub di BRI Liga 1 musim ini ikut merasakan dampaknya. Karena setiap pemain pasti bermimpi untuk mengenakan jersey Timnas Indonesia, sehingga mereka akan tampil baik di lapangan hijau.
Jadi, penampilan pemain muda BRI Liga 1 bukan sekadar pemuas klub dan penggemar saja. Tapi ada tujuan lain di balik itu, yakni membela Timnas Indonesia.
Jika mengacu pada data Transfermark, Sabtu (19/2/2022), ada 625 pemain yang berlaga di Liga 1. Rata-rata usia seluruh pemain Liga 1 adalah 26,6 tahun
Jadi Shin Tae-yong tak perlu lagi sibuk untuk menagih janji pada PSSI tentang pemain yang akan dinaturalisasi. Pelatih yang berasal dari Negeri K-Pop pun bisa memanfaatkan potensi pemain muda Indonesia.
Perlu diingat, sejak Shin Tae-yong resmi melatih Timnas Indonesia pada Desember 2019, salah satu pemberitaan yang kerap muncul adalah isu naturalisasi pemain. Padahal pemain yang merumput di Eropa belum tentu cocok dengan kultur sepak bola di Indonesia.
Sebagai contoh Elkan Baggott. Selama di Piala AFF 2020, pemain Ipswich Town, yang dipinjamkan ke King's Lynn Town itu tidak pernah tampil sejak menit awal. Shin Tae-yong lebih memilih pemain yang merumput di BRI Liga 1.
Berkat kesempatan yang diberikan Shin Tae-yong selama di Piala AFF 2020, ada banyak keuntungan yang dirasakan pemain. Salah satunya banyak tawaran berkarier di luar negeri.
Pratama Arhan misalnya. Pemain muda terbaik Piala AFF 2020 itu belum lama ini memutuskan untuk menambah pengalaman dengan berkarier di Jepang bersama Tokyo Verdy.
Pratama Arhan dikontrak dengan durasi dua tahun. Menariknya, pemain PSIS Semarang itu mendongkrak popularitas Tokyo Verdy di akun media sosial Instagram pribadinya.
Hingga Sabtu (19/2/2022), followers Instagram Tokyo Verdy melonjak hingga 317 ribu pengikut. Kehadiran Pratama Arhan benar-benar memberikan dampak positif buat klub.
Bahkan Tokyo Verdy tercatat sebagai salah satu klub dengan jumlah followers terbanyak di Jepang mengalahkan Vissel Kobe, yang dihuni Andres Iniesta. Dari sini bisa disimpulkan bahwa BRI Liga 1 2021-2022 ibarat gudang pemain muda bertalenta.
Shin tae-yong pun merasa candu melihat talenta pemain Indonesia. Sehingga tak aneh dia kerap memberikan kesempatan pada pemain muda untuk merasakan tampil bersama Timnas Indonesia.
(yov)