Jadi Korban Konflik Rusia dan Ukraina, Shakhtar Donetsk Siap Bela Negara
loading...
A
A
A
KIEV - Klub Ukraina, Shakhtar Donetsk turut mengecam serangan yang dilancarkan militer Rusia. Jawara 13 kali Liga Ukraina itu menyampaikan komitmennya untuk membela negara.
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang terjadi berdampak kepada berbagai aspek sosial dan politik. Sepak bola juga terkan imbas perseteruan geopolitik kedua negara itu.
Shakhtar merupakan klub sepak bola yang paling terdampak dari gejolak konflik ini. Sebab, Shakhtar merupakan klub asal kota Donetsk, kota yang menjadi pusat konflik berkelanjutan antara Ukraina dan Rusia.
Untuk masalah keamanan, Shakhtar kini terusir dari kota Donetsk. Langganan partisipan Liga Champions itu sejak tahun 2014 tidak lagi bermarkas di Donbass Arena.
Donetsk sempat berpindah-pindah jika memainkan laga kandang. Saat ini, Shakhtar menjalankan pusat administrasi dan pemusatan latihan di ibukota, Kiev.
Shakhtar bereaksi atas memuncaknya ketegangan antara negaranya dengan Rusia. Mereka membuat deklarasi yang menyatakan keberpihakan terhadap Ukraina, dan berkomitmen menentang segala bentuk invasi militer Rusia.
Hal itu diungkapkan melalui Twitter resmi klub. Shakhtar mengunggah bendera Ukraina yang sedang berkibar di bawah terik matahari, sembari menyatakan sikap terhadap perang tersebut.
“Kami mempertahankannya,” tulis unggahan dalam Twitter resmi Shakhtar, Kamis (24/2/2022).
Konflik antara Ukraina dan Rusia kian menegang. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di bagian timur Ukraina dalam sebuah wawancara di stasiun televisi.
Konflik tersebut merupakan puncak dari ketegangan kedua negara selama beberapa tahun ke belakang. Kremlin tidak suka dengan Ukraina karena dinilai lebih condong ke negara Barat, mereka ngotot ingin menjadikan Ukraina sebagai negara bawahan di bawah satu kesatuan.
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang terjadi berdampak kepada berbagai aspek sosial dan politik. Sepak bola juga terkan imbas perseteruan geopolitik kedua negara itu.
Shakhtar merupakan klub sepak bola yang paling terdampak dari gejolak konflik ini. Sebab, Shakhtar merupakan klub asal kota Donetsk, kota yang menjadi pusat konflik berkelanjutan antara Ukraina dan Rusia.
Untuk masalah keamanan, Shakhtar kini terusir dari kota Donetsk. Langganan partisipan Liga Champions itu sejak tahun 2014 tidak lagi bermarkas di Donbass Arena.
Donetsk sempat berpindah-pindah jika memainkan laga kandang. Saat ini, Shakhtar menjalankan pusat administrasi dan pemusatan latihan di ibukota, Kiev.
Shakhtar bereaksi atas memuncaknya ketegangan antara negaranya dengan Rusia. Mereka membuat deklarasi yang menyatakan keberpihakan terhadap Ukraina, dan berkomitmen menentang segala bentuk invasi militer Rusia.
Hal itu diungkapkan melalui Twitter resmi klub. Shakhtar mengunggah bendera Ukraina yang sedang berkibar di bawah terik matahari, sembari menyatakan sikap terhadap perang tersebut.
“Kami mempertahankannya,” tulis unggahan dalam Twitter resmi Shakhtar, Kamis (24/2/2022).
Konflik antara Ukraina dan Rusia kian menegang. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di bagian timur Ukraina dalam sebuah wawancara di stasiun televisi.
Konflik tersebut merupakan puncak dari ketegangan kedua negara selama beberapa tahun ke belakang. Kremlin tidak suka dengan Ukraina karena dinilai lebih condong ke negara Barat, mereka ngotot ingin menjadikan Ukraina sebagai negara bawahan di bawah satu kesatuan.
(mirz)