Proyek Ambisius Aji Santoso: Kawinkan Gelar!
A
A
A
MALANG - Aji Santoso memikul beban berat setelah ditunjuk sebagai pelatih anyar Arema FC, menggantikan Milomir Seslija. Sosok kelahiran Malang, 6 April 1970, itu harus bisa menjawab ekspektasi suporter Aremania untuk bisa membawa timnya menuju kejayaan.
Secara logika, jika di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A ISC 2016 lalu Arema finis di posisi runner up, maka musim 2017 nanti Singo Edan diharapkan bisa juara. Aji Santoso menyadari tingginya ekspektasi Aremania. Namun, dia siap menjawab tantangan dan berambisi mengawinkan gelar juara di tim yang sama.
Pada kompetisi Galatama 1993-1994, Aji Santoso semasa menjadi pemain bersama Joko Susilo dan Singgih Pitono membawa Arema menjadi juara. Sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk mengawinkan gelar tersebut setelah diberi kepercayaan sebagai pelatih Arema. (Baca juga: Para Legendaris Berkumpul di Arema, Aji Santoso Ditunjuk Jadi Pelatih Kepala).
"Saya pernah merasakan juara di Arema semasa menjadi pemain. Sekarang saya akan berupaya keras untuk merasakan juara sebagai pelatih. Tidak semua pelatih bisa melakukan itu dan saya benar-benar tertantang untuk melakukannya di Arema," tutur Aji Santoso.
Pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang, tak memungkiri tugasnya di Stadion Kanjuruhan tidak semudah yang dibayangkan. Kompetisi musim depan diyakini akan semakin sulit dan menghadirkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Karena itu dia membutuhkan dukungan penuh dari manajemen, supporter, serta semua pihak untuk memenuhi target yang dibebankan kepadanya. "Saya tahu akan sulit. Ada masa di mana saya akan menghadapi problem di Arema. Tapi dengan dukungan dan kritik semua pihak, saya optimistis bisa menghadapi setiap rintangan," tambah Aji.
Dalam upaya memenuhi target, Aji didukung empat legendaris Arema lainnya, yakni asisten pelatih Joko Susilo, Kuncoro, Singgih Pitono, dan pelatih kiper Yanuar Hermansyah. Menurut Manajemen Arema, penunjukkan lima mantan legendaris yang dijuluki Pandawa Lima itu terinspirasi oleh dua klub raksasa Eropa Barcelona dan Juventus yang mendatangkan pelatih dari bekas pemainnnya. (Baca juga: Nostalgia Pandawa Lima, Arema Tiru Juventus dan Barcelona).
Prestasi terbaik yang diraih Aji adalah medali emas PON 2008 Kalimantan Timur untuk tim Jawa Timur. Sedangkan di level timnas, saat menjadi asisten timnas U-23, Aji meraih medali perak SEA Games 2013 di Myanmar. Selain itu, meraih medali perunggu di POM ASEAN 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di Level klub, sebagai pelatih Aji belum pernah membawa timnya juara. Terakhir, Aji Santoso mengakhiri kontrak sebagai pelatih Persela Lamongan. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 ini mampu mengangkat Persela dari dasar klasemen Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 ke peringkat 15 dari 18 kontestan dengan meraih 35 poin.
Secara logika, jika di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A ISC 2016 lalu Arema finis di posisi runner up, maka musim 2017 nanti Singo Edan diharapkan bisa juara. Aji Santoso menyadari tingginya ekspektasi Aremania. Namun, dia siap menjawab tantangan dan berambisi mengawinkan gelar juara di tim yang sama.
Pada kompetisi Galatama 1993-1994, Aji Santoso semasa menjadi pemain bersama Joko Susilo dan Singgih Pitono membawa Arema menjadi juara. Sekarang dia mendapatkan kesempatan untuk mengawinkan gelar tersebut setelah diberi kepercayaan sebagai pelatih Arema. (Baca juga: Para Legendaris Berkumpul di Arema, Aji Santoso Ditunjuk Jadi Pelatih Kepala).
"Saya pernah merasakan juara di Arema semasa menjadi pemain. Sekarang saya akan berupaya keras untuk merasakan juara sebagai pelatih. Tidak semua pelatih bisa melakukan itu dan saya benar-benar tertantang untuk melakukannya di Arema," tutur Aji Santoso.
Pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang, tak memungkiri tugasnya di Stadion Kanjuruhan tidak semudah yang dibayangkan. Kompetisi musim depan diyakini akan semakin sulit dan menghadirkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Karena itu dia membutuhkan dukungan penuh dari manajemen, supporter, serta semua pihak untuk memenuhi target yang dibebankan kepadanya. "Saya tahu akan sulit. Ada masa di mana saya akan menghadapi problem di Arema. Tapi dengan dukungan dan kritik semua pihak, saya optimistis bisa menghadapi setiap rintangan," tambah Aji.
Dalam upaya memenuhi target, Aji didukung empat legendaris Arema lainnya, yakni asisten pelatih Joko Susilo, Kuncoro, Singgih Pitono, dan pelatih kiper Yanuar Hermansyah. Menurut Manajemen Arema, penunjukkan lima mantan legendaris yang dijuluki Pandawa Lima itu terinspirasi oleh dua klub raksasa Eropa Barcelona dan Juventus yang mendatangkan pelatih dari bekas pemainnnya. (Baca juga: Nostalgia Pandawa Lima, Arema Tiru Juventus dan Barcelona).
Prestasi terbaik yang diraih Aji adalah medali emas PON 2008 Kalimantan Timur untuk tim Jawa Timur. Sedangkan di level timnas, saat menjadi asisten timnas U-23, Aji meraih medali perak SEA Games 2013 di Myanmar. Selain itu, meraih medali perunggu di POM ASEAN 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di Level klub, sebagai pelatih Aji belum pernah membawa timnya juara. Terakhir, Aji Santoso mengakhiri kontrak sebagai pelatih Persela Lamongan. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 ini mampu mengangkat Persela dari dasar klasemen Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 ke peringkat 15 dari 18 kontestan dengan meraih 35 poin.
(sha)