Mencari Keseimbangan di Tengah Padatnya Jadwal

Rabu, 28 Oktober 2020 - 14:05 WIB
Penjaga gawang Chelsea Edouard Mendy melakukan penyelamatan saat pertandingan melawan Manchester United di Old Trafford, Manchester, (24/10/2020). MU dan Chelsea harus menghadapi jadwal padat sepanjang September sampai Oktober. Foto/Reuters
MANCHESTER - Bagi para pelatih Liga Primer yang timnya bermain di Liga Champions, periode September sampai Oktober bisa dianggap sebagai neraka buat mereka. Bayangkan saja, mereka harus bermain tujuh kali dalam satu bulan terakhir.

Jadwal itu masih bisa panjang jika ditambahkan dengan agenda untuk beberapa pemain yang bermain di level timnas. Praktis, para pelatih harus pandai membuat siasat agar pemainnya bisa bermain pada level yang sama dalam setiap pertandingan. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)

Contohnya Manchester United (MU). Musim ini saja sudah menjalani delapan pertandingan dalam periode 19 September sampai 24 Oktober. Rinciannya, enam kali di Liga Primer, sekali Piala Liga, dan satu kali bermain di Liga Champions sehingga jika dibuat rata-rata, MU bermain empat hari sekali.

Ini baru tim. Buat pemain, mereka bermain jauh lebih banyak lagi. Seperti yang dijalani Bruno Fernandes. Gelandang The Red Devils itu sudah tampil 12 kali sepanjang musim ini dalam periode yang sama. Dari 12 kali penampilan, dia hanya sekali menjadi pemain pengganti.

Angkanya menjadi lebih banyak karena Fernandes juga membela timnas Portugal di ajang UEFA Nations League. Jika dirinci, Fernandes tercatat lima kali bermain di Liga Primer, sekali Liga Champions, dan empat kesempatan bermain di UEFA Nations League.



Sementara satu pertandingan lagi menjadi pengganti saat Piala Liga. “Para pemain kelelahan. Mereka memainkan banyak pertandingan internasional, kembali, dan bermain setiap tiga hari lagi dan melawan PSG terakhir kali. Kami mengalami penurunan tajam,” kata Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)

Solskjaer menjadi wakil dari pelatih yang dituntut bisa memaksimalkan pemainnya. Mengambil risiko dalam setiap pertandingannya dengan selalu mengubah komposisi pemain di beberapa lini sambil berharap tetap ada keseimbangan tim.

“Rotasi akan terus dilakukan. Sangat mudah untuk menjadi penggemar dan duduk di sana mengatakan dia harus bermain atau seharusnya dia bermain. Tapi, mereka tidak tahu apa yang terjadi di balik layar,” ujar mantan pelatih FC Molde itu.

Rotasi tersebut akan dilakukan Solskjaer saat menjamu salah satu kuda hitam di Grup H RB Leipzig yang sekarang menjadi pemuncak klasemen sementara. Salah satu pemain yang kemungkinan akan menjadi starter adalah Edinson Cavani. (Baca juga: Air Kelapa Bisa Cegah Keparahan Covid-19)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More