Timnas U-19 Kalahkan Dinamo Zagreb, Shin Tae-yong Belum Puas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Progres positif yang ditunjukkan tim nasional Indonesia selama pemusatan latihan di Kroasia, ternyata tidak membuat Pelatih Shin Tae-yong puas. Sebaliknya, dia menilai anak asuhnya belum memenuhi ekspektasi, terutama dari segi fisik dan teknik.
Kemenangan tipis 1-0 atas Dinamo Zagreb pada laga terakhir pemusatan latihan di Kroasia membawa pesan penting akan perkembangan timnas Indonesia. Ini menjadi poin penuh pertama Witan Sulaeman dkk kala berhadapan dengan tim-tim asal Eropa. (Baca: Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai)
Pada tiga laga melawan tim Benua Biru, skuad Garuda Muda dibuat tidak berkutik. Kalah telak 0-3 dari timnas Bulgaria, kemudian dilumat 1-7 oleh Kroasia, dan menyerah 0-1 dari Bosnia-Herzegovina.
Namun demikian, timnas U-19 juga menunjukkan progres bagus saat menghadapi tim asal Asia. Garuda Muda bermain imbang 3-3 saat menghadapi Arab Saudi, kemudian sekali menang dan satu hasil imbang saat melawan Qatar.
Performa yang terus menanjak selama menjalani TC di Kroasia dalam sebulan terakhir ini menjadi modal penting menghadapi Dinamo Zagreb. Tidak heran, asa tinggi dilambungkan menghadapi skuad muda tim langganan Liga Champions Eropa. Hasilnya, Garuda Muda akhirnya bisa memenangkan pertandingan melawan tim yang notabene unggul secara postur dan teknik.
Kendati terus menunjukkan peningkatan performa, bukan berarti Tae-yong puas dengan anak asuhnya. Meski tidak menampik cara bermain tim yang semakin baik, pelatih asal Korea Selatan itu menilai secara umum timnya masih menunjukkan kelemahan di semua aspek. (Baca juga: Bantu Guru PJJ, Kemendikbud Luncurkan program Guru Belajar)
Dalam beberapa pertandingan, timnas U-19 memang kerap masih melakukan kesalahan terutama pada sektor pertahanan. Mulai dari koordinasi antarpemain dalam mengantisipasi serangan lawan hingga transisi bermain saat melakukan serangan balik.
Namun, satu yang menjadi sorotan utama pelatih yang membawa Korsel ke Piala Dunia 2018 itu adalah kondisi fisik Garuda Muda. Pelatih berusia 52 tahun itu menyebut massa otot pemain masih jauh dari ekspektasi. Akibatnya, pemain mudah kelelahan ketika menjalani pertandingan dengan intensitas tinggi.
“Secara keseluruhan, tim masih kurang meski cara bermain semakin baik. Banyak yang harus dibenahi terutama fisik pemain. Massa otot mereka masih kurang dan mudah kelelahan. Makanya, kami sekarang fokus pada latihan beban,” katanya.
Situasi tim seperti ini membuatnya harus jeli dalam memilih pemain yang akan diturunkan. Tae-yong memastikan dalam setiap laga, tim pelatih tidak membedakan antara tim inti atau lapis kedua.
Menurut dia, performa dan kebugaran fisik menjadi penentu pemain yang diturunkan. Sekadar diketahui, dalam lima laga pertama, Tae-yong menurunkan tim dengan komposisi pemain yang nyaris sama. Sebut saja Witan Sulaeman, Saddam Gaffar, Supriadi, Arhan, dan lainnya menjadi langganan starter. (Baca juga: RUU Kejaksaan Dinilai Jadikan Jaksa Superbody)
Rotasi baru dilakukan pada laga keenam melawan Bosnia-Herzegovina. Tae-yong menurunkan pemain yang sebelumnya tidak pernah tampil mulai dari Brylian Aldama hingga Jack Brown. Hasilnya, Indonesia kalah tipis 0-1.
Pada laga terakhir melawan Dinamo Zagreb, pelatih berusia 51 tahun itu kembali menggunakan tenaga pemain yang diturunkan pada lima laga uji coba pertama. Garuda Muda akhirnya meraup kemenangan atas tim Eropa berkat gol semata wayang Witan.
Terkait komposisi pemain ini, Tae-yong memastikan jika pemain yang kerap diturunkan tidak menjadi jaminan akan masuk skuad inti timnas U-19 . Dia menyatakan tim pelatih masih memantau perkembangan pemain untuk menyusun starting eleven Garuda Muda.
“Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pemain inti dan lapis kedua. Kami melihat siapa yang kondisi dan performanya bagus untuk dimainkan. Kami masih dalam proses pencairan pemain inti,” tandasnya.
Penyerang timnas U-19 Witan mengatakan tujuh laga uji coba yang digelar selama TC di Kroasia menjadi pengalaman berharga bagi dirinya sebagai pemain muda. Menurut dia, pertandingan tersebut, terutama melawan tim Eropa, menjadi bekal untuk menghadapi Piala Dunia nanti.
“Memang kami masih banyak kekurangan, tapi itu urusan pelatih bagaimana mengatasinya. Kami hanya harus berlatih dan mengikuti instruksi. Ini akan menjadi bekal berharga terutama melawan tim Eropa di Piala Dunia nanti,” ujarnya. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)
Di sisi lain, PSSI masih terus menjalin komunikasi dengan federasi sepak bola Turki, TFF, terkait kemungkinan timnas U-19 melanjutkan training centre di negara tersebut. Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan mengungkapkan saat ini ada dua opsi terkait kelanjutan pemusatan latihan Garuda Muda.
Pertama, timnas akan melanjutkan TC jangka panjang di Turki. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada kepastian mengingat komunikasi masih dijalin dengan TFF. Pilihan kedua, Garuda Muda tetap berada di Kroasia dan PSSI akan menjajaki peluang melakukan laga uji coba dengan sejumlah tim berkualitas lainnya.
“Arahan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), TC timnas tetap di Eropa. Kami lagi usahakan agar dilanjutkan ke Turki dan ini masih dikomunikasikan. Jika tidak, bisa tetap di Kroasia dan mencari lawan tanding yang bagus,” tuturnya.
Sesuai jadwal, TC di Kroasia akan berakhir hari ini. Rencana semula, Garuda Muda akan langsung bertolak ke Uzbekistan untuk melakoni putaran final Piala Asia U-19. Namun, AFC menunda event tersebut akibat pandemi virus corona. Penundaan ini otomatis berdampak pada persiapan Witan dkk.
Menpora Zainuddin Amali menyatakan pemerintah mendukung agar pemusatan latihan timnas U-19 yang dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 tahun depan dilanjutkan di Eropa. (Lihat videonya: Tempat Karaoke di Depok Ditutup Paksa Petugas)
“Kami mendukung jika timnas memperpanjang durasi pemusatan latihan di luar negeri karena progresnya sangat luar biasa. Bisa disaksikan perkembangannya positif. Makanya, pemerintah mendukung keputusan memperpanjang durasi TC dan melawan tim yang sudah diseleksi PSSI,” katanya. (Abriandi)
Kemenangan tipis 1-0 atas Dinamo Zagreb pada laga terakhir pemusatan latihan di Kroasia membawa pesan penting akan perkembangan timnas Indonesia. Ini menjadi poin penuh pertama Witan Sulaeman dkk kala berhadapan dengan tim-tim asal Eropa. (Baca: Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai)
Pada tiga laga melawan tim Benua Biru, skuad Garuda Muda dibuat tidak berkutik. Kalah telak 0-3 dari timnas Bulgaria, kemudian dilumat 1-7 oleh Kroasia, dan menyerah 0-1 dari Bosnia-Herzegovina.
Namun demikian, timnas U-19 juga menunjukkan progres bagus saat menghadapi tim asal Asia. Garuda Muda bermain imbang 3-3 saat menghadapi Arab Saudi, kemudian sekali menang dan satu hasil imbang saat melawan Qatar.
Performa yang terus menanjak selama menjalani TC di Kroasia dalam sebulan terakhir ini menjadi modal penting menghadapi Dinamo Zagreb. Tidak heran, asa tinggi dilambungkan menghadapi skuad muda tim langganan Liga Champions Eropa. Hasilnya, Garuda Muda akhirnya bisa memenangkan pertandingan melawan tim yang notabene unggul secara postur dan teknik.
Kendati terus menunjukkan peningkatan performa, bukan berarti Tae-yong puas dengan anak asuhnya. Meski tidak menampik cara bermain tim yang semakin baik, pelatih asal Korea Selatan itu menilai secara umum timnya masih menunjukkan kelemahan di semua aspek. (Baca juga: Bantu Guru PJJ, Kemendikbud Luncurkan program Guru Belajar)
Dalam beberapa pertandingan, timnas U-19 memang kerap masih melakukan kesalahan terutama pada sektor pertahanan. Mulai dari koordinasi antarpemain dalam mengantisipasi serangan lawan hingga transisi bermain saat melakukan serangan balik.
Namun, satu yang menjadi sorotan utama pelatih yang membawa Korsel ke Piala Dunia 2018 itu adalah kondisi fisik Garuda Muda. Pelatih berusia 52 tahun itu menyebut massa otot pemain masih jauh dari ekspektasi. Akibatnya, pemain mudah kelelahan ketika menjalani pertandingan dengan intensitas tinggi.
“Secara keseluruhan, tim masih kurang meski cara bermain semakin baik. Banyak yang harus dibenahi terutama fisik pemain. Massa otot mereka masih kurang dan mudah kelelahan. Makanya, kami sekarang fokus pada latihan beban,” katanya.
Situasi tim seperti ini membuatnya harus jeli dalam memilih pemain yang akan diturunkan. Tae-yong memastikan dalam setiap laga, tim pelatih tidak membedakan antara tim inti atau lapis kedua.
Menurut dia, performa dan kebugaran fisik menjadi penentu pemain yang diturunkan. Sekadar diketahui, dalam lima laga pertama, Tae-yong menurunkan tim dengan komposisi pemain yang nyaris sama. Sebut saja Witan Sulaeman, Saddam Gaffar, Supriadi, Arhan, dan lainnya menjadi langganan starter. (Baca juga: RUU Kejaksaan Dinilai Jadikan Jaksa Superbody)
Rotasi baru dilakukan pada laga keenam melawan Bosnia-Herzegovina. Tae-yong menurunkan pemain yang sebelumnya tidak pernah tampil mulai dari Brylian Aldama hingga Jack Brown. Hasilnya, Indonesia kalah tipis 0-1.
Pada laga terakhir melawan Dinamo Zagreb, pelatih berusia 51 tahun itu kembali menggunakan tenaga pemain yang diturunkan pada lima laga uji coba pertama. Garuda Muda akhirnya meraup kemenangan atas tim Eropa berkat gol semata wayang Witan.
Terkait komposisi pemain ini, Tae-yong memastikan jika pemain yang kerap diturunkan tidak menjadi jaminan akan masuk skuad inti timnas U-19 . Dia menyatakan tim pelatih masih memantau perkembangan pemain untuk menyusun starting eleven Garuda Muda.
“Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pemain inti dan lapis kedua. Kami melihat siapa yang kondisi dan performanya bagus untuk dimainkan. Kami masih dalam proses pencairan pemain inti,” tandasnya.
Penyerang timnas U-19 Witan mengatakan tujuh laga uji coba yang digelar selama TC di Kroasia menjadi pengalaman berharga bagi dirinya sebagai pemain muda. Menurut dia, pertandingan tersebut, terutama melawan tim Eropa, menjadi bekal untuk menghadapi Piala Dunia nanti.
“Memang kami masih banyak kekurangan, tapi itu urusan pelatih bagaimana mengatasinya. Kami hanya harus berlatih dan mengikuti instruksi. Ini akan menjadi bekal berharga terutama melawan tim Eropa di Piala Dunia nanti,” ujarnya. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)
Di sisi lain, PSSI masih terus menjalin komunikasi dengan federasi sepak bola Turki, TFF, terkait kemungkinan timnas U-19 melanjutkan training centre di negara tersebut. Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan mengungkapkan saat ini ada dua opsi terkait kelanjutan pemusatan latihan Garuda Muda.
Pertama, timnas akan melanjutkan TC jangka panjang di Turki. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada kepastian mengingat komunikasi masih dijalin dengan TFF. Pilihan kedua, Garuda Muda tetap berada di Kroasia dan PSSI akan menjajaki peluang melakukan laga uji coba dengan sejumlah tim berkualitas lainnya.
“Arahan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), TC timnas tetap di Eropa. Kami lagi usahakan agar dilanjutkan ke Turki dan ini masih dikomunikasikan. Jika tidak, bisa tetap di Kroasia dan mencari lawan tanding yang bagus,” tuturnya.
Sesuai jadwal, TC di Kroasia akan berakhir hari ini. Rencana semula, Garuda Muda akan langsung bertolak ke Uzbekistan untuk melakoni putaran final Piala Asia U-19. Namun, AFC menunda event tersebut akibat pandemi virus corona. Penundaan ini otomatis berdampak pada persiapan Witan dkk.
Menpora Zainuddin Amali menyatakan pemerintah mendukung agar pemusatan latihan timnas U-19 yang dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 tahun depan dilanjutkan di Eropa. (Lihat videonya: Tempat Karaoke di Depok Ditutup Paksa Petugas)
“Kami mendukung jika timnas memperpanjang durasi pemusatan latihan di luar negeri karena progresnya sangat luar biasa. Bisa disaksikan perkembangannya positif. Makanya, pemerintah mendukung keputusan memperpanjang durasi TC dan melawan tim yang sudah diseleksi PSSI,” katanya. (Abriandi)
(ysw)