Conte Sebut Maradona Puisi Sepak Bola, Zidane: Kami Semua Sangat Sedih

Kamis, 26 November 2020 - 13:01 WIB
loading...
Conte Sebut Maradona Puisi Sepak Bola, Zidane: Kami Semua Sangat Sedih
Antonio Conte dan Zinedine Zidane tak bisa membendung air matanya ketika mengetahui Diego Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun, akibat serangan jantung, Rabu (25/11/2020) malam WIB / Foto: Kolase
A A A
MILAN - Antonio Conte dan Zinedine Zidane tak bisa membendung air matanya ketika mengetahui Diego Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun, akibat serangan jantung, Rabu (25/11/2020) malam WIB. Pelatih Inter Milan dan Real Madrid itu sepakat sejarah yang telah dituliskan legenda sepak bola Argentina tak pernah akan terhapus.

Maradona bisa dibilang merupakan pesepak bola terbaik sepanjang masa. Pria bertubuh gempal itu diduga mengalami serangan jantung setelah dua pekan keluar dari rumah sakit usai menjalani operasi hematoma subdural.

Conte punya kenangan saat melawan Maradona selama waktunya bersama klub masa kecil Lecce di Serie A. Dia pun mantan pelatih kepala Gimnasia y Esgrima La Plata sebagai puisi sepak bola. (Baca juga: Cerutu dan Tangisan Maradona saat Ditinggalkan Gianinna )

"Kami semua meneteskan air mata atas kehilangan seorang pria yang menulis sejarah sepak bola dan akan selalu menjadi sosok yang tak terhapuskan dalam olahraga ini. Maradona adalah puisi sepak bola. Saya senang bermain melawan dia, menandai dia, dan masih belum terlihat nyata bahwa dia pergi, terutama karena dia masih muda. Sangat menyedihkan," ungkap Conte pasca kekalahan Inter Milan 0-2 atas Real Madrid pada laga Liga Champions di Giuseppe Meazza seperti dikutip dari Sky Sport Italia," Kamis (26/11).

Sementara itu, Zidane juga berbicara tentang Maradona setelah Madrid menang untuk pertama kalinya di Milan dalam sejarah klub. Dalam kesempatan itu dia berkata kabar meninggalnya Maradona merupakan kerugian besar buat sepak bola. (Baca juga: Maradona Hadir di Garasi Yamaha hingga Cium Tangan Rossi )

"Ini kerugian besar bagi dunia sepak bola. Saya membuatnya terpatri di kepala saya karena apa yang dia lakukan di Piala Dunia 1986. Saya berusia 14 tahun ... Saya tidak bisa berkata-kata. Kami semua sangat sedih."

Maradona, kapten dan inspirasi di balik kesuksesan Argentina di Piala Dunia 1986 sebelum melatih negaranya pada pertandingan 2010, dirawat di rumah sakit hanya beberapa hari setelah menginjak usia 60 tahun. Dia muncul dalam keadaan rapuh ketika tim Gimnasia-nya memainkan pertandingan pada malam ulang tahunnya bulan lalu.

Maradona memenangkan 91 caps untuk Argentina antara 1977 dan 1994, mencetak 34 gol di level internasional. Di klub, Golden Boy memulai kariernya dengan Argentinos Juniors sebelum bergabung dengan Boca Juniors dan kemudian bermain untuk Barcelona, Napoli, Sevilla dan Newell's Old Boys sebelum kembali ke Boca pada tahun 1995.

Maradona mengalami tahun-tahun terbaik dalam karir klubnya di Italia, memainkan peran besar dalam Napoli memenangkan gelar Serie A pada musim 1986-87 dan 1989/1990. Playmaker Maradona juga mengangkat Piala UEFA bersama Napoli pada 1989 dan ia memenangkan tiga trofi selama waktunya di Barca - termasuk Copa del Rey pada 1983. Maradona juga pernah bertugas di Textil Mandiyu, Racing Club, Al-Wasl, Fujairah dan Dorados de Sinaloa di Meksiko sebelum ditunjuk oleh Gimnasia tahun lalu.
(mirz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6412 seconds (0.1#10.140)