Dominic Thiem Potensial Kudeta Djokovic dari Peringkat Satu Dunia
loading...
A
A
A
LICHTENWORTH - Dominic Thiem diprediksi sebagai kandidat petenis yang akan menempati peringkat satu dunia di masa depan. Gelar Grand Slam pertamanya di AS Terbuka tahun ini menjadi salah satu indikator.
Thiem yang sudah mengoleksi 17 gelar ATP, saat ini bertengger di peringkat tiga dunia. Capaiannya itu setelah menunjukan permainan yang sangat mengesankan di sepanjang musim ini. Banyak pakar tenis memprediksi suatu hari Thiem akan menjadi menempati posisi ATP teratas dunia. Termasuk sang pelatih Nicolas Massu yang sangat mengenal potensinya.
Baca juga : Ibrahimovic Tak Berencana Pensiun dalam Waktu Dekat
“Anda mencoba menjadi pemenang, Anda selalu berpikir di masa depan. Ini adalah hidup kami. Anda selalu menginginkan lebih, dan menurut saya situasinya sama untuk Domi –sapaan akrab Thiem- sekarang,” kata Massu dilansir tennisworld.
Massu bergabung dengan tim kepelatihan Thiem pada 2019. Sejak saat itu, karier Thiem terus mengalami peningkatan signifikan. Sebelum menjadi juara Grand Slam di New York, petenis berusia 27 tahun itu juga berhasil mencapai final Australia Terbuka sebelum kalah dari Novak Djokovic pada awal Januari 2020.
Baca juga : Tuntutan Mourinho ke Tottenham
Selain itu, Thiem juga berhasil mencapai final di Prancis Terbuka pada 2018 dan 2019. Tetapi, dia kalah dari Rafael Nadal pada dua kesempatan tersebut. Bahkan, Thiem juga berhasil mencapai final ATP Finals 2020 di London. Sayangnya, dia kalah dari Daniil Medvedev. Itu merupakan kekalahan keduanya secara beruntun di final ATP setelah tahun lalu juga kandas dari Stefanos Tsitsipas.
Kini di bawah bimbingan Massu, Thiem memiliki komitmen besar. Apalagi, dia juga ingin bermain di Olimpiade Tokyo 2021 untuk negaranya, Austria. Padahal, petenis kelahiran 3 September 1993 ini sempat mengatakan bahwa bermain di Olimpiade bukanlah prioritas dalam kariernya.
Baca juga : 20 Tahun Perseteruan Mike Tyson vs Mayweather, Inilah Kisahnya
Thiem tampaknya terpengaruh oleh Massu yang pernah memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda (bersama Fernando Gonzalez) untuk Chile pada Olimpiade Athena 2004. Hal tersebut yang membuat Thiem tampaknya mulai tertarik untuk bermain di ajang multi event terbesar di dunia tersebut. Ambisi ini yang kemudian meyakinkan Massu jika Thiem bakal menjadi petenis nomor satu dunia.
“Dia sudah memenangkan satu Grand Slam, tetapi yang pasti dia bekerja untuk memenangkan lebih banyak gelar dan, mengapa tidak, suatu hari dia akan berada di peringkat teratas dunia,” ucap Massu.
Lihat Juga: Ramai-ramai Kecam Tersebarnya Rekaman Momen Kemarahan Aryna Sabalenka di AS Terbuka 2023
Thiem yang sudah mengoleksi 17 gelar ATP, saat ini bertengger di peringkat tiga dunia. Capaiannya itu setelah menunjukan permainan yang sangat mengesankan di sepanjang musim ini. Banyak pakar tenis memprediksi suatu hari Thiem akan menjadi menempati posisi ATP teratas dunia. Termasuk sang pelatih Nicolas Massu yang sangat mengenal potensinya.
Baca juga : Ibrahimovic Tak Berencana Pensiun dalam Waktu Dekat
“Anda mencoba menjadi pemenang, Anda selalu berpikir di masa depan. Ini adalah hidup kami. Anda selalu menginginkan lebih, dan menurut saya situasinya sama untuk Domi –sapaan akrab Thiem- sekarang,” kata Massu dilansir tennisworld.
Massu bergabung dengan tim kepelatihan Thiem pada 2019. Sejak saat itu, karier Thiem terus mengalami peningkatan signifikan. Sebelum menjadi juara Grand Slam di New York, petenis berusia 27 tahun itu juga berhasil mencapai final Australia Terbuka sebelum kalah dari Novak Djokovic pada awal Januari 2020.
Baca juga : Tuntutan Mourinho ke Tottenham
Selain itu, Thiem juga berhasil mencapai final di Prancis Terbuka pada 2018 dan 2019. Tetapi, dia kalah dari Rafael Nadal pada dua kesempatan tersebut. Bahkan, Thiem juga berhasil mencapai final ATP Finals 2020 di London. Sayangnya, dia kalah dari Daniil Medvedev. Itu merupakan kekalahan keduanya secara beruntun di final ATP setelah tahun lalu juga kandas dari Stefanos Tsitsipas.
Kini di bawah bimbingan Massu, Thiem memiliki komitmen besar. Apalagi, dia juga ingin bermain di Olimpiade Tokyo 2021 untuk negaranya, Austria. Padahal, petenis kelahiran 3 September 1993 ini sempat mengatakan bahwa bermain di Olimpiade bukanlah prioritas dalam kariernya.
Baca juga : 20 Tahun Perseteruan Mike Tyson vs Mayweather, Inilah Kisahnya
Thiem tampaknya terpengaruh oleh Massu yang pernah memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda (bersama Fernando Gonzalez) untuk Chile pada Olimpiade Athena 2004. Hal tersebut yang membuat Thiem tampaknya mulai tertarik untuk bermain di ajang multi event terbesar di dunia tersebut. Ambisi ini yang kemudian meyakinkan Massu jika Thiem bakal menjadi petenis nomor satu dunia.
“Dia sudah memenangkan satu Grand Slam, tetapi yang pasti dia bekerja untuk memenangkan lebih banyak gelar dan, mengapa tidak, suatu hari dia akan berada di peringkat teratas dunia,” ucap Massu.
Lihat Juga: Ramai-ramai Kecam Tersebarnya Rekaman Momen Kemarahan Aryna Sabalenka di AS Terbuka 2023
(abr)