Ricciardo Minta Formula 1 Adopsi Pola Karantina Australia Terbuka
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Otoritas Formula One (F1) diminta untuk mengadopsi pola penanganan Covid-19 yang diterapkan pada turnamen Australia Terbuka 2021 . Model serupa bisa digunakan saat menggelar balapan Grand Prix Australia yang seharusnya menjadi race pembuka namun ditunda hingga November mendatang.
Jelang Grand Slam yang akan dimulai pada 8 Februari itu, total ada 72 petenis yang menjalani karantina ketat selama 14 hari setelah dianggap kontak dekat dengan kasus positif Covid-19 pada tiga penerbangan carter ke Melbourne dari Abu Dhabi, Doha dan Los Angeles.
Baca juga : Dovizioso Pamit dari MotoGP, Sampai Bertemu di MotoGP 2022
Peraturan ketat yang diberlakukan pemerintah setempat tentu mengganggu persiapan petenis tersebut. Kondisi itu langsung menyebabkan berbagai reaksi di media sosial, termasuk banyak pemain mengungkapkan rasa frustrasi mereka karena dikarantina meskipun dites negatif untuk virus korona.
Sedangkan Formula 1 telah menunda putaran pembuka musimnya di Melbourne menjadi November mendatang. Pembalap McLaren Daniel Ricciardo mengatakan, otoritas balapan jet darat itu seharusnya bisa belajar dari pengalaman yang saat ini di Australia Terbuka.
Baca juga : Ducati Perpanjang Kontrak di MotoGP hingga 2026
“Saya penggemar berat tenis dan akan menontonnya. Saya berharap mereka bisa melakukannya karena ini adalah contoh bagaimana kami bisa menggelar balapan pada November,” kata Ricciardo dilansir f1i.
“Jika ini berjalan mulus untuk Australia Terbuka, itu bagus untuk kami. Ini tantangan yang berani yang diambil kota dan saya mengagumi mereka karena itu,” lanjut pembalap asal Australia tersebut.
Baca juga : Bidik Gelar Juara MotoGP 2021, Quartararo Akan Berusaha Lebih Tenang
Sebelumnya, balapan pembuka di Melbourne dibatalkan lantaran distribusi logistik F1 cukup rumit. Selain itu, pemerintah negara tersebut memberlakukan pembatasan perjalanan serta tindakan karantina bagi pendatang.
"Tidak realistis bagi kami melakukan karantina selama 14 hari untuk acara yang berlangsung selama empat hari. Pada tenis, Anda berpotensi berada di sana selama dua minggu, jadi itu lebih masuk akal ,” ucapnya.
Baca juga : Adnan/Mychelle Angkat Koper, Ganda Campuran Tinggal Sisakan Hafiz/Gloria
Pembalap berusia 31 tahun itu menambahkan, penundaan GP Australia merupakan pilihan tepat ketimbang musim lalu di mana balapan dibatalkan saat seluruh tim sudah berada di Melbourne.
“Ini sangat memalukan bagi semua orang (batal), jelas dua kali akan menjadi yang terburuk. Mengalihkannya ke November memberi kami kesempatan untuk mengadakan acara yang tepat, dan itulah yang kami harapkan,” paparnya.
Jelang Grand Slam yang akan dimulai pada 8 Februari itu, total ada 72 petenis yang menjalani karantina ketat selama 14 hari setelah dianggap kontak dekat dengan kasus positif Covid-19 pada tiga penerbangan carter ke Melbourne dari Abu Dhabi, Doha dan Los Angeles.
Baca juga : Dovizioso Pamit dari MotoGP, Sampai Bertemu di MotoGP 2022
Peraturan ketat yang diberlakukan pemerintah setempat tentu mengganggu persiapan petenis tersebut. Kondisi itu langsung menyebabkan berbagai reaksi di media sosial, termasuk banyak pemain mengungkapkan rasa frustrasi mereka karena dikarantina meskipun dites negatif untuk virus korona.
Sedangkan Formula 1 telah menunda putaran pembuka musimnya di Melbourne menjadi November mendatang. Pembalap McLaren Daniel Ricciardo mengatakan, otoritas balapan jet darat itu seharusnya bisa belajar dari pengalaman yang saat ini di Australia Terbuka.
Baca juga : Ducati Perpanjang Kontrak di MotoGP hingga 2026
“Saya penggemar berat tenis dan akan menontonnya. Saya berharap mereka bisa melakukannya karena ini adalah contoh bagaimana kami bisa menggelar balapan pada November,” kata Ricciardo dilansir f1i.
“Jika ini berjalan mulus untuk Australia Terbuka, itu bagus untuk kami. Ini tantangan yang berani yang diambil kota dan saya mengagumi mereka karena itu,” lanjut pembalap asal Australia tersebut.
Baca juga : Bidik Gelar Juara MotoGP 2021, Quartararo Akan Berusaha Lebih Tenang
Sebelumnya, balapan pembuka di Melbourne dibatalkan lantaran distribusi logistik F1 cukup rumit. Selain itu, pemerintah negara tersebut memberlakukan pembatasan perjalanan serta tindakan karantina bagi pendatang.
"Tidak realistis bagi kami melakukan karantina selama 14 hari untuk acara yang berlangsung selama empat hari. Pada tenis, Anda berpotensi berada di sana selama dua minggu, jadi itu lebih masuk akal ,” ucapnya.
Baca juga : Adnan/Mychelle Angkat Koper, Ganda Campuran Tinggal Sisakan Hafiz/Gloria
Pembalap berusia 31 tahun itu menambahkan, penundaan GP Australia merupakan pilihan tepat ketimbang musim lalu di mana balapan dibatalkan saat seluruh tim sudah berada di Melbourne.
“Ini sangat memalukan bagi semua orang (batal), jelas dua kali akan menjadi yang terburuk. Mengalihkannya ke November memberi kami kesempatan untuk mengadakan acara yang tepat, dan itulah yang kami harapkan,” paparnya.
(abr)