Kesaksian Abel Camara Lihat 7 Korban Tewas Terkena Gas Air Mata

Minggu, 02 Oktober 2022 - 21:01 WIB
loading...
Kesaksian Abel Camara...
Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter yang masuk lapangan usai pertandingan Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc
A A A
MALANG - Penyerang Arema FC , Abel Camara menjelaskan kronologi tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Pada salah satu keterangannya, Abel mengaku melihat sedikitnya tujuh korban tewas terkena gas air mata tepat di depan matanya.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur terjadi selepas pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022/2023. Kericuhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB itu menyusul kekalahan Singo Edan dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.



Akibat dari kerusuhan itu, korban jiwa berjatuhan hingga kabarnya untuk saat ini mencapai 174 nyawa melayang menurut laporan dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak. Salah satu hal yang disoroti adalah ketika pihak kepolisian menembakkan gas air mata. Padahal, FIFA sudah menegaskan bahwa gas air mata dilarang digunakan saat pertandingan.

Sementara itu, Abel Camará yang merupakan penyerang asal Portugal-Guinea menggambarkan kronologi mencekam pada kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang itu. Di mana, Abel yang mencetak dua gol dalam laga itu awalnya menyoroti rivalitas antara Arema dan Persebaya yang dinilai menjadi musuh abadi.

“Ini adalah derby yang sangat lama dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin. Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati, bahwa kita bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini," ujar Abel Camara, dilansir dari Mais Futebol, Minggu (2/10/2022).

Adapun, bomber Singo Edan itu juga membeberkan awal kericuhan terjadi yang dia lihat dengan mata kepalanya. Pada saat itu, ia dan kolega sebetulnya telah meminta maaf kepada Aremania (pendukung Arema FC). Namun, Aremania tak puas dan marah kepada para pemainnya sehingga masuk ke dalam stadion dan terjadi bentrokan dengan kepolisian.

"Ada ketegangan di udara. Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar. Mereka mulai memanjat pagar, pagar, kami pergi ke ruang ganti," kata Abel Camara.

Kemudian, mantan pemain Belenenses SAD menjelaskan bagaimana beberapa jam berikutnya ia melihat ada suporter yang terkena tembakan gas air mata. Sehingga, sedikitnya ada tujuh orang yang meninggal tergeletak di hadapan mata kepalanya. Setelah itu, Abel dan kolega sempat tertahan di stadion dan pada akhirnya bisa melepaskan diri.

“Sejak saat itu kami mulai mendengar tembakan, mendorong. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti," tutur Abel Camara.

“Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh. Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion. Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami, kami mengambil mobil dan pulang. Sekarang kami berada di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," tutup Abel Camara.
(sto)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)