Makin Tua Makin Berprestasi, Sarri Pelatih Tertua Mampu Raih Gelar Scudetto
loading...
A
A
A
TURIN - Ibarat pepatah tua-tua keladi makin tua makin menjadi-jadi, pas untuk menggambarkan sosok Pelatih Juventus Maurizio Sarri. Di usia 61 tahun dan 6 bulan, Sarri mampu meraih trofi Serie A Italia 2019/2020.
(Baca juga: Hancurkan Sampdoria, Juventus Rebut Scudetto Kesembilan Beruntun)
Hebatnya lagi pelatih kelahiran Naples, Italia itu, menjai pelatih tertua yang mampu mempesembahkan scudetto untuk timnya. Dia memecahkan rekor Nils Liedholm yang membawa AS Roma menjadi juara pada musim 1983. Saat itu, Liedholm berusia berusia 60 tahun 7 bulan.
(Baca juga: Sarri: Semua Pemain Juve Hebat, Tapi Ronaldo dan Dybala Pembeda)
Disusul Vujadin Boskov yang berusia 60 saat membawa Sampdoria meraih trofi pada 1991. Saat itu, Sampdoria memiliki skuat terbaik yang dimotori Gianluca Vialli dan Roberto Mancini, pelatih tim nasional Italia.
Pelatih Fulvio Bernardini menempati peringkat 4 setelah membawa Bologna menjadi juara liga pada 1964. Saat itu dia berusia 58 tahun. Sedangkan Lajos Czeizler berusia 57 tahun dan 8 bulan membawa Milan memenangi Scudetto 1951. "Ini tentu saja merupakan perasaan yang istimewa," ujar Sarri dilansir Sky Sport Italia.
Uniknya lagi, sejak ditangani Sarri, Juventus menjadi juara dengan rekor terburuk karena kebobolan 38 kali. Ini untuk kali pertama sejak 60 tahun juara liga bisa kemasukan banyak gol.
Saat itu, Juve yang juga menjadi juara musim 1960-61 kemasukan 38 gol. Bahkan tim asuhan Sarri bisa kebobolan lebih banyak lagi karena masih ada 2 pertandingan liga melawan Cagliari dan Roma.
Selama 9 kali memenangi Scudetto, rekor kebobolan paling banyak dialami Juve saat menjadi juara musim lalu. Saat itu, La Vecchia Signora kemasukan 30 gol. Sedangkan di musim 2011-12 dan 2015-16 tercatat paling sedikit kebobolan, yaitu 20 gol.
(Baca juga: Hancurkan Sampdoria, Juventus Rebut Scudetto Kesembilan Beruntun)
Hebatnya lagi pelatih kelahiran Naples, Italia itu, menjai pelatih tertua yang mampu mempesembahkan scudetto untuk timnya. Dia memecahkan rekor Nils Liedholm yang membawa AS Roma menjadi juara pada musim 1983. Saat itu, Liedholm berusia berusia 60 tahun 7 bulan.
(Baca juga: Sarri: Semua Pemain Juve Hebat, Tapi Ronaldo dan Dybala Pembeda)
Disusul Vujadin Boskov yang berusia 60 saat membawa Sampdoria meraih trofi pada 1991. Saat itu, Sampdoria memiliki skuat terbaik yang dimotori Gianluca Vialli dan Roberto Mancini, pelatih tim nasional Italia.
Pelatih Fulvio Bernardini menempati peringkat 4 setelah membawa Bologna menjadi juara liga pada 1964. Saat itu dia berusia 58 tahun. Sedangkan Lajos Czeizler berusia 57 tahun dan 8 bulan membawa Milan memenangi Scudetto 1951. "Ini tentu saja merupakan perasaan yang istimewa," ujar Sarri dilansir Sky Sport Italia.
Uniknya lagi, sejak ditangani Sarri, Juventus menjadi juara dengan rekor terburuk karena kebobolan 38 kali. Ini untuk kali pertama sejak 60 tahun juara liga bisa kemasukan banyak gol.
Saat itu, Juve yang juga menjadi juara musim 1960-61 kemasukan 38 gol. Bahkan tim asuhan Sarri bisa kebobolan lebih banyak lagi karena masih ada 2 pertandingan liga melawan Cagliari dan Roma.
Selama 9 kali memenangi Scudetto, rekor kebobolan paling banyak dialami Juve saat menjadi juara musim lalu. Saat itu, La Vecchia Signora kemasukan 30 gol. Sedangkan di musim 2011-12 dan 2015-16 tercatat paling sedikit kebobolan, yaitu 20 gol.
(zil)