Desakan Suporter Semakin Besar, Tuntut Transparansi Hasil Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 04:30 WIB
loading...
Desakan Suporter Semakin...
Para Aremania dan suporter lainnya melakukan doa bersama untuk korban tewas tragedi Kanjuruhan. Foto: Twitter
A A A
MALANG - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi Sabtu, (1/10/2022) akan selamanya menjadi pengalaman menyakitkan dalam sejarah sepak bola Indonesia, bahkan dunia. Sebab, banyak orang yang kehilangan anggota keluarganya.



Menurut laporan resmi Kadiv Humas Polri per 5 Oktober 2022, total korban meninggal menjadi 131 jiwa. Berbagai sumber menyatakan insiden yang terjadi selepas laga Arema FC vs Persebaya itu merupakan yang terburuk di abad ke-21.

Itu membuat simpati dari para suporter terus bergulir dan semakin besar. Sehari sebelumnya, doa bersama dilaksanakan Aremania di Tugu Stadion Gajayana.

Rabu, (5/10/2022) malam, jumlah massa menjadi lebih besar. Tidak hanya suporter Arema saja, juga dihadiri The Jak (suporter Persija Jakarta) di Bundaran Tugu Balai Kota Malang.

Kendati Tragedi Kanjuruhan menumbuhkan solidaritas sesama suporter, arek-arek Malang tetap fokus pada tujuan utama. Mereka mendesak penegak hukum menegakkan keadilan dan transparan dalam mengusut Tragedi Kanjuruhan.

Ini kembali disampaikan Anto Baret, sesepuh dan tokoh Aremania yang memimpin doa bersama. Dia meminta tim investigasi dan aparat penegak hukum transparan dan fakta-fakta yang didapat, serta dibuka selebar-lebarnya ke publik.

“Semua memberikan doa buat saudara-saudara kita yang 131, bahkan lebih. Mudah-mudahan husnul khotimah dan kita semua bisa lulus dari ujian ini. Karena ini pelajaran yang sangat sangat berat. Mudah-mudahan kita bisa lulus. Aamin,” ujarnya.

Anto menegaskan dirinya dan Aremania akan mengawal investigasi dan proses hukum tragedi Kanjuruhan sampai titik darah penghabisan.

“Kita tetap mengawal jangan sampai ada fakta yang terselubung, jangan sampai ada fakta yang tersembunyi. Saya secara pribadi mengawal ini sampai titik darah penghabisan,” tegasnya.

Anto tidak lupa mengajak Aremania bersabar menunggu hasil investigasi dan menghormati proses hukum. Dia menjelaskan bahwa Indonesia negara hukum.

“Ini adalah negara hukum semua punya panglima dan panglima kita adalah hukum. Kalau ada orang yang menyembunyikan dan terselubung fakta-fakta di lapangan. Jangan salahkan kita. Tapi ati kudu adem rek yo,” seru Anto.

Sembari menunggu keputusan Presiden Republik Indonsia (RI) Joko Widodo dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Kanjurahan (TGIPF), Anto mengingatkan Aremania agar tetap waspada. Sebab, bukan tidak mungkin ada kelompok yang menunggangi pengusutan kasus tragedi Kanjuruhan.

“Kita menunggu ada keputusan Bapak Presiden. Kita dengan keras akan mengusut tuntas persoalan ini, ada Pak Kapolri, ada Panglima, ada Pak Mahfud, baiknya kita sabar, kita menunggu," ucapnya.



Jangan sampai kita ditunggangi, jangan mau ditunggangi. Kita harus bersatu, kita harus kompak. Kita tunjukkan bahwa salam satu jiwa bener-bener ada di dalam terjemahannya ketika kita turun di lapangan,” tegas Anto.

(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0822 seconds (0.1#10.140)