Milan Menembus Waktu

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 11:35 WIB
loading...
Milan Menembus Waktu
Romelu Lukaku dan Zlatan Ibrahimovich. Foto/dok
A A A
MILAN - Setelah sekian lama, duo Milan, Inter Milan dan AC Milan, akhirnya bertemu saat keduanya sama-sama memiliki kekuasaan menempati capolista Seri A . Terasa ironis jika melihat reputasi keduanya.

Namun, inilah realitas saat peta Seri A dikuasai Juventus. Milan dan Inter tidak pernah berada di jalur sama masuk dalam perebutan gelar. Musim lalu I Nerazzurri pernah merasakan puncak klasemen sementara, tapi Milan berjuang bagaimana masuk ke zona Eropa. (Baca: Inilah 10 Adab Berbicara Agar Lisan Terjaga)

Jika ditarik lebih jauh lagi, Milan memang sudah lama tak bersaing di puncak klasemen sementara. Terakhir kali mereka merasakan capolista, yakni pada musim 2011/2012. Setelah itu, Rossoneri sekadar berjuang bagaimana masuk ke Eropa melalui Liga Europa.

Kedua tim diibaratkan sebagai raksasa yang sedang tertidur. Hal itu didasari cukup lamanya mereka puasa gelar Seri A. Inter, misalnya, terakhir meraih scudetto musim 2009/10, sedangkan Milan pada musim 2010/11.

Padahal Milan dan Inter adalah pengoleksi gelar terbanyak kedua sepanjang sejarah Seri A dengan sama-sama memenangi 18 scudetto. Mereka hanya kalah dari Juventus yang bercokol di urutan teratas dengan 36 scudetto.

Sejak musim 1990/1991, persaingan langsung Inter dan Milan di jalur scudetto terjadi pada musim 1992/1993 (Milan juara 50 poin, Inter runner up 46 poin), dan 2010/11 (Milan juara 82 poin, Inter runner up 76 poin). Keduanya juga terlibat sengit dalam pertarungan tiga besar pada musim 1990/1991 (Milan runner up, Inter posisi ketiga), musim 2002/03 (Inter runner up, Milan posisi ketiga) dan musim 2004/05 (Milan runner up, Inter posisi ketiga). (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)

Kini, momentum kedua tim untuk kembali menduduki takhta tertinggi musim ini sangat terbuka lebar. Dilihat dari tabel klasemen sementara Seri A, Milan terlihat menjanjikan. I Rossoneri meraih tiga kemenangan di tiga pertandingan terakhir dan sukses menjaga clean sheet. Pasukan Stefano Pioli menempati posisi kedua dengan sembilan poin, hanya kalah selisih gol dari penghuni teratas, Atalanta.

Kinerja positif Milan sejauh ini membuat penjaga gawang Gianluigi Donnarumma mengklaim kesenjangan antara timnya dengan Inter semakin berkurang. Dia menilai operasi bursa transfer musim panas lalu berjalan baik dengan mengontrak Zlatan Ibrahimovic, mempermanenkan Ante Rebic, serta meminjam Brahim Diaz, Sandro Tonali, dan Diogo Dalot.

Materi itu dipadukan dengan kepandaian Pioli meramu skuad, membuat Milan menunjukkan kualitas terbaiknya ketika bertanding. “Saya pikir, jarak kami dengan Inter telah berkurang. Kami bekerja sangat cerdas di bursa transfer. Pelatih (Pioli) melakukan hal-hal hebat. Memang Inter adalah tim kuat dan memiliki pelatih hebat dalam diri Antonio Conte,” kata Donnarumma, dilansir football-italia.net. (Baca juga: Perkuat Imunitas Agar Tetap Sehat Selama Pandemi)

Donnarumma menegaskan Milan sangat bersemangat dan bakal tampil all-out untuk mengalahkan Inter, sekaligus menghapus rekor buruk mereka yang selalu kalah di empat pertemuan Derby della Madonnina terakhir di Seri A.

“Kami ingin menebus waktu yang hilang dan memiliki derby yang hebat. Terkadang Anda bermain bagus dan tidak mendapatkan hasil, tetapi kali ini kemenanganlah yang terpenting. Saya sangat optimistis dan kami tidak takut,”papar Donnarumma.

Kepercayaan diri Donnarumma didukung dengan kondusifnya situasi tim. Pioli kemungkinan besar bisa kembali menurunkan Ibrahimovic yang telah pulih dari Covid-19. Kehadiran bomber Swedia tersebut jelas mengangkat moral tim, terlebih Ante Rebic masih absen karena cedera.

Ibrahimovic akan diandalkan di lini depan dengan dukungan Hakan Calhanoglu, Rafael Leao, Alexis Saelemaekers. Di sektor pertahanan, Simon Kjaer, Alessio Romagnoli bakal mengawal Donnarumma di mistar gawang. “Bermain baik dalam derby akan memberi kami kepercayaan diri untuk maju karena kami baru di awal musim ini. Ini adalah skuad muda dan memiliki lebih banyak hal yang bisa kami berikan,” sebutnya.

Ancaman Milan jelas harus diwaspadai Inter. Di atas kertas, Inter yang menjadi runner up musim lalu tentu sangat diperhitungkan. Laju I Nerazurri juga sangat baik dengan meraih dua kemenangan dan satu imbang di tiga pertandingan terakhir Seri A. Samir Handanovic hanya tertinggal dua poin dari Milan dan Atalanta. (Baca juga: Didesak Mundur Puluhan ribu Demonstran, PM Thailand Tetap Bertahan)

Masalahnya, keseimbangan tim sedikit terganggu. Inter kehilangan Milan Skriniar, Radja Nainggolan, Ashley Young, Roberto Gagliardini, dan Ionut Radu yang positif Covid-19. Selain itu, Matias Vecino dan Alexis Sanchez diragukan karena cedera dan Stefano Sensi menjalani skorsing. Hal tersebut membuat skuad Inter menipis.

Pelatih Antonio Conte praktis memaksimalkan pemain-pemain yang ada. Di lini depan, duet Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku diandalkan. Conte akan menempatkan lima gelandang di tengah, Arturo Vidal, Ivan Perisic, Nicolo Barella, Achraf Hakimi, dan Marcelo Brozovic. Adapun di belakang diisi Danilo D’Ambrosio, Stevan de Vrij, dan Alexandar Kolarov.

Untungnya, Inter memiliki pemain tengah yang serbabisa seperti Perisic, Barella, dan Hakimi. Conte mengungkapkan fleksibilitas sangat dibutuhkan Inter agar keseimbangan tim tetap terjaga, terutama di saat krisis pemain yang mereka alami saat ini. (Lihat videonya: Pernyataan Bank Dunia Mengenai Undang-Undang Cipta Kerja)

“Saya sangat senang dengan Perisic. Dia adalah pemain yang bisa sangat berbahaya di lini depan. Tentu saja dia harus meningkatkan fase pertahanannya, seperti yang dilakukan Hakimi. Sedangkan Barella sudah bermain di belakang striker sejak di Cagliari dan dia bisa memberi tim keseimbangan lebih ketika dia bermain di sana," pungkas Conte. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0871 seconds (0.1#10.140)