Sudah Masuk Laga ke-100, Sampai Kapan Solskjaer Bertahan di MU?

Selasa, 03 November 2020 - 12:35 WIB
loading...
Sudah Masuk Laga ke-100, Sampai Kapan Solskjaer Bertahan di MU?
Pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer bersama asisten pelatih Michael Carrick. Foto/Reuters
A A A
MANCHESTER - Laga ke-100 sejak ditunjuk menjadi pelatih Manchester United (MU) , sejatinya, dijadikan Ole Gunnar Solskjaer untuk merefleksi diri. Kapasitasnya semakin dipertanyakan karena di bawah asuhannya, kinerja The Red Devils bak roller coaster. Terkadang berada di atas, namun kerap pula menghunjam ke titik terendah.

Kado pahit didapatkan Solskjaer pada laga yang seharusnya bersejarah setelah MU takluk 0-1 dari Arsenal di Old Trafford, Minggu (1/11). Pelatih asal Norwegia itu pun mengukir beberapa rekor negatif. (Baca: Syafaat dan Siapa yang Berhak Mendapatkannya)

MU gagal memenangkan empat pertandingan pembukaan Liga Primer di Old Trafford untuk pertama kali sejak musim 1972/1973. Ketika itu, mereka finis di urutan ke-18 tabel klasemen.

Tujuh poin yang dikumpulkan MU dari enam pertandingan Liga Primer musim ini adalah jumlah terendah mereka sejak era David Moyes di musim 2013/2014 (tujuh), di mana MU kemudian finis di urutan ketujuh.

Akibatnya, MU tercecer di urutan ke-15 klasemen sementara Liga Primer. Harry Maguire dkk bahkan hanya berjarak enam poin dari zona degradasi. Hal itu membuat Solskjaer kembali menjadi sorotan.

Maklum, sejak takluk 1-6 dari Tottenham Hotspur, 4 Oktober lalu, MU sebenarnya mulai bangkit dengan tidak terkalahkan dalam empat pertandingan di semua kompetisi, termasuk kinerja apik di dua pertandingan fase grup Liga Champions. MU begitu superior saat menundukkan Paris Saint-Germain 2-1 (21/10) dan melibas RB Leipzig 5-0, Kamis (29/10).

Namun, kehebatan MU seolah tidak bertahan lama. Saat melawan Arsenal, The Red Devils menunjukkan performa yang sangat buruk. Kemampuan Solskjaer meramu komposisi tim terus dipertanyakan karena kerap kesulitan menemukan solusi ketika timnya mengalami kebuntuan. (Baca juga: Ribuan Formasi CPNS Guru Kosong, Ini Langkah Kemendikbud)

Contoh kasusnya rekrutan anyar seperti Donny van De Beek dan Edinson Cavani minim diberikan kesempatan menjadi starter. Fans kian kecewa kepada Solskjaer yang lebih senang duduk manis di kursi ketimbang memberikan instruksi kepada pemainnya di pinggir lapangan.

Menanggapi hasil buruk timnya, Solskjaer mengakui MU tidak bermain bagus, terutama di babak pertama. Dia mengatakan para pemainnya berada di bawah level terbaik dan itu sulit diterima.

“Sepak bola selalu naik-turun. Melawan Arsenal, kami terlalu ceroboh, terlalu banyak operan yang meleset, terlalu banyak kesalahan sendiri yang kami buat. Ada alasan di balik tim besar dalam sepak bola, Anda selalu ingin tampil bagus berkali-kali, tetapi itu tidak mungkin. Kami membutuhkan konsistensi itu,” ungkap Solskjaer, dilansir Daily Mail.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3422 seconds (0.1#10.140)