Kematian Diego Maradona pada usia 60 terjadi dua minggu setelah operasi menyusul pendarahan di otak. Pemenang Piala Dunia ini meninggalkan warisan gemerlap di lapangan dari masa-masa tak terlupakan bersama Napoli, Barcelona, dan tim nasional Argentina. Posisinya di sepak bola tidak diragukan lagi, tetapi putra kesayangan Argentina, yang telah berjuang melawan alkohol dan kecanduan narkoba serta obesitas, meninggalkan warisan pribadi dan keluarga yang rumit.
(Baca juga : Mobil-mobil Supercar nan Mewah dalam Kehidupan Diego Maradona )

Baca Juga:
Kisah hidup Diego Maradona dimulai ketika Maradona lahir dari keluarga Katolik yang taat. Maradona dibesarkan di Villa Fiorito, sebuah kota kumuh di selatan ibu kota Buenos Aries. Ayahnya, yang dikenal sebagai Don Diego, adalah seorang pekerja pabrik yang pernah menolak untuk membiarkan putranya menghadiri seleksi untuk Argentinos Juniors karena tidak ada cukup uang untuk olahraga tersebut.

Ibunya, Dona Tota, adalah seorang ibu rumah tangga yang membesarkan delapan anak - Diego adalah yang tertua - dan dikenal sebagai pengaruh terbesar dan kehadiran yang menenangkan pada anaknya yang paling terkenal. Faktanya, ketika Dona Tota meninggal pada tahun 2011, itu menjadi berita nasional di Argentina, dengan surat kabar dan stasiun TV terbesar di negara itu menjalankan obituari.
Baca Juga: Senyum Terakhir Maradona: Selamat Jalan sang Legenda