Mengenang Albert Papilaya; Langkah Gemilang ke Perempat Final Olimpiade 1992
loading...
A
A
A
TERNATE - Albert Papilaya telah menorehkan sejarah emas di tinju amatir nasional. Albert Papilaya merupakan satu dari sedikit wakil Indonesia yang meraih kesuksesan pada ajang Olimpiade. Kepergian legendaris tinju Indonesia itu meninggalkan duka mendalam bagi pertinjuan Tanah Air.
Albert Papilaya meninggal dunia di Ternate, Maluku Utara, Minggu pukul 00.45 WIB atau 02.45 WIT. Dunia tinju Indonesia pun kehilangan salah satu mantan atlet terbaiknya.
.
Dalam sejarah tinju Olimpiade, hanya beberapa atlet Indonesia yang membawa kesuksesan. Salah satu prestasi apik ditorehkan oleh Albert Papilaya di kelas menengah pada Olimpiade Barcelona 1992.
.
Namanya tercatat sebagai petinju yang lolos ke babak perempat final dengan menyingkirkan Robert Buda asal Polandia di putaran pertama dan Makoye Isangula asal Tanzania.
Namun, langkah petinju kelahiran 15 September 1967 itu terhenti. Ketika itu, dia harus mengakui kehebatan petinju Korea Selatan, Lee Seung-bae, dan kalah lewat hitungan poin.
.
Meski kalah, pria yang juga tergabung sebagai polisi itu mendapat sambutan yang luar biasa oleh masyarakat tinju. Kemampuan memiliki pukulan tangan kanan mematikan itu tetap mencuri perhatian banyak orang.
Kisah perjalanan Albert Papilaya ini pun diharapkan bisa menginspirasi petinju Indonesia lainnya. Maklum, Indonesia sudah tak mengirimkan wakilnya di empat gelaran Olimpiade terakhir.
Terakhir, Indonesia hanya mengirimkan Bonex Saweho pada Olimpiade Athena 2004. Kemudian, di Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Olimpiade Tokyo tak ada tiket yang diraih petinju.
Kehebatan Albert Papilaya membuatnya mendapat tawaran untuk terjun ke dunia profesional oleh salah satu seorang promotor. Tak sembarang promotor, karena kabarnya mereka adalah pihak yang juga membawahi Oscar De La Hoya.
Pihak promotor ketika itu menganggap dunia tinju Indonesia sulit untuk berkembang. Hanya saja, pada akhirnya Albert Papilaya tidak jadi bergabung, karena alasan yang belum diketahui.
Bernaung di bawah gemblengan PPLP Maluku, Albert Papilaya berhasil menorehkan deretan prestasi seperti juara Pekan Olahraga Nasional (PON) 1985 di Jakarta, Kejuaran Tinju Asia Junior di Nepal, hingga mengoleksi enam emas dan satu perak dalam tujuh kali keikutsertaannya di SEA Games.
Lihat Juga: Profil Moses Itauma Calon Juara Dunia Termuda Kelas Berat, Bisa Hancurkan Rekor Mike Tyson
Albert Papilaya meninggal dunia di Ternate, Maluku Utara, Minggu pukul 00.45 WIB atau 02.45 WIT. Dunia tinju Indonesia pun kehilangan salah satu mantan atlet terbaiknya.
.
Dalam sejarah tinju Olimpiade, hanya beberapa atlet Indonesia yang membawa kesuksesan. Salah satu prestasi apik ditorehkan oleh Albert Papilaya di kelas menengah pada Olimpiade Barcelona 1992.
.
Namanya tercatat sebagai petinju yang lolos ke babak perempat final dengan menyingkirkan Robert Buda asal Polandia di putaran pertama dan Makoye Isangula asal Tanzania.
Namun, langkah petinju kelahiran 15 September 1967 itu terhenti. Ketika itu, dia harus mengakui kehebatan petinju Korea Selatan, Lee Seung-bae, dan kalah lewat hitungan poin.
.
Meski kalah, pria yang juga tergabung sebagai polisi itu mendapat sambutan yang luar biasa oleh masyarakat tinju. Kemampuan memiliki pukulan tangan kanan mematikan itu tetap mencuri perhatian banyak orang.
Kisah perjalanan Albert Papilaya ini pun diharapkan bisa menginspirasi petinju Indonesia lainnya. Maklum, Indonesia sudah tak mengirimkan wakilnya di empat gelaran Olimpiade terakhir.
Terakhir, Indonesia hanya mengirimkan Bonex Saweho pada Olimpiade Athena 2004. Kemudian, di Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Olimpiade Tokyo tak ada tiket yang diraih petinju.
Kehebatan Albert Papilaya membuatnya mendapat tawaran untuk terjun ke dunia profesional oleh salah satu seorang promotor. Tak sembarang promotor, karena kabarnya mereka adalah pihak yang juga membawahi Oscar De La Hoya.
Pihak promotor ketika itu menganggap dunia tinju Indonesia sulit untuk berkembang. Hanya saja, pada akhirnya Albert Papilaya tidak jadi bergabung, karena alasan yang belum diketahui.
Bernaung di bawah gemblengan PPLP Maluku, Albert Papilaya berhasil menorehkan deretan prestasi seperti juara Pekan Olahraga Nasional (PON) 1985 di Jakarta, Kejuaran Tinju Asia Junior di Nepal, hingga mengoleksi enam emas dan satu perak dalam tujuh kali keikutsertaannya di SEA Games.
Lihat Juga: Profil Moses Itauma Calon Juara Dunia Termuda Kelas Berat, Bisa Hancurkan Rekor Mike Tyson
(sha)