Nasib Kompetisi Belum Jelas, Pemain Persib Bandung Frustrasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kompetisi Liga 1 2021/2022 masih tak jelas kapan digelar. Sebab, sejauh ini, yang ada baru sebatas rencana dan wacana.
Situasi itu membuat para pemain Persib Bandung diklaim mengalami frustrasi. Itu karena mereka 'digantung' berkali-kali dengan rencana kompetisi yang berujung penundaan.
Pelatih Robert Alberts berharap segera ada kepastian kapan kompetisi digulirkan. Setelah ada kepastian, kick off kompetisi tentunya diharapkan benar-benar berguulir sesuai rencana, bukan molor lagi.
"Saya berharap liga bisa segera mungkin bisa digelar, jangan sampai hingga pertengahan Agustus. Karena pemain dan official sudah merasa frustasi," kata Robert.
Pria asal Belanda itu mengaku sudah mendapatkan informasi soal rencana kick off kompetisi dari manajemen. Kompetisi akan dimulai beberapa pekan setelah masa PPKM Darurat selesai.
"Informasi yang kami miliki soal liga, saya mendapatkannya dari Teddy (Direktur PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahjono) yang sebelumnya mengikuti pertemuan dengan seluruh perwakilan klub bersama PSSI dan LIB, bahwa liga akan dimulai pada dua hingga empat pekan setelah masa PPKM berakhir," jelas Robert.
Dia sendiri menganggap tak ada hubungannya antara PPKM Darurat dan pertandingan sepak bola. Sehingga, sepak bola sebenarnya bisa digelar dengan protokol kesehatan ketat.
"Covid masih akan ada, begitu juga masa karantina. Tapi, sepak bola masih bisa digelar karena saya tidak melihat adanya hubungan langsung antara masa PPKM dan sepak bola, dalam artian kami bertanding dengan tanpa penonton, juga penerapan protokol kesehatan yang ketat," papar mantan pelatih PSM Makassar itu.
Robert pun kembali mengungkit alasan digelarnya Piala Menpora 2021. Semula, turnamen itu digelar sebagai 'syarat' agar kompetisi bisa digulirkan. Itu karena turnamen tersebut dijadikan ajang pemanasan sekaligus simulasi penerapan protokol kesehatan yang bakal diterapkan di kompetisi.
Namun, seusai Piala Menpora, kompetisi tetap tak kunjung digelar. Yang terjadi justru kompetisi kembali mundur dan mundur dari rencana. Hal itu sangat disesalkannya.
"Saya hanya berpikir, sebenarnya apa tujuan dari digelarnya Piala Menpora dan saya berharap mendapatkan jawaban yang jelas soal itu," cetusnya.
"Karena setelah turnamen itu, kami semua telah siap untuk memulai liga kembali. Tapi, liga ditunda sejak Maret tahun lalu, dan setiap kami mendengar liga akan dimulai, kenyataannya harus ditunda, sedangkan Covid tidak pernah pergi dari Indonesia atau dunia ini," jelas Robert.
Dia juga menyebut keanehan yang terjadi di sepak bola Indonesia. Saat negara lain sudah menggulirkan pertandingan sepak bola, Indonesia justru seolah 'unik' sendiri. "Indonesia menjadi satu-satunya negara yang tanpa sepak bola selama 1,5 tahun," tandas Robert.
Situasi itu membuat para pemain Persib Bandung diklaim mengalami frustrasi. Itu karena mereka 'digantung' berkali-kali dengan rencana kompetisi yang berujung penundaan.
Pelatih Robert Alberts berharap segera ada kepastian kapan kompetisi digulirkan. Setelah ada kepastian, kick off kompetisi tentunya diharapkan benar-benar berguulir sesuai rencana, bukan molor lagi.
"Saya berharap liga bisa segera mungkin bisa digelar, jangan sampai hingga pertengahan Agustus. Karena pemain dan official sudah merasa frustasi," kata Robert.
Pria asal Belanda itu mengaku sudah mendapatkan informasi soal rencana kick off kompetisi dari manajemen. Kompetisi akan dimulai beberapa pekan setelah masa PPKM Darurat selesai.
"Informasi yang kami miliki soal liga, saya mendapatkannya dari Teddy (Direktur PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahjono) yang sebelumnya mengikuti pertemuan dengan seluruh perwakilan klub bersama PSSI dan LIB, bahwa liga akan dimulai pada dua hingga empat pekan setelah masa PPKM berakhir," jelas Robert.
Dia sendiri menganggap tak ada hubungannya antara PPKM Darurat dan pertandingan sepak bola. Sehingga, sepak bola sebenarnya bisa digelar dengan protokol kesehatan ketat.
"Covid masih akan ada, begitu juga masa karantina. Tapi, sepak bola masih bisa digelar karena saya tidak melihat adanya hubungan langsung antara masa PPKM dan sepak bola, dalam artian kami bertanding dengan tanpa penonton, juga penerapan protokol kesehatan yang ketat," papar mantan pelatih PSM Makassar itu.
Robert pun kembali mengungkit alasan digelarnya Piala Menpora 2021. Semula, turnamen itu digelar sebagai 'syarat' agar kompetisi bisa digulirkan. Itu karena turnamen tersebut dijadikan ajang pemanasan sekaligus simulasi penerapan protokol kesehatan yang bakal diterapkan di kompetisi.
Namun, seusai Piala Menpora, kompetisi tetap tak kunjung digelar. Yang terjadi justru kompetisi kembali mundur dan mundur dari rencana. Hal itu sangat disesalkannya.
"Saya hanya berpikir, sebenarnya apa tujuan dari digelarnya Piala Menpora dan saya berharap mendapatkan jawaban yang jelas soal itu," cetusnya.
"Karena setelah turnamen itu, kami semua telah siap untuk memulai liga kembali. Tapi, liga ditunda sejak Maret tahun lalu, dan setiap kami mendengar liga akan dimulai, kenyataannya harus ditunda, sedangkan Covid tidak pernah pergi dari Indonesia atau dunia ini," jelas Robert.
Dia juga menyebut keanehan yang terjadi di sepak bola Indonesia. Saat negara lain sudah menggulirkan pertandingan sepak bola, Indonesia justru seolah 'unik' sendiri. "Indonesia menjadi satu-satunya negara yang tanpa sepak bola selama 1,5 tahun," tandas Robert.
(susanto)